TAMIANG LAYANG – Keindahan dan nilai sejarah Jembatan Bakubung, yang lebih dikenal sebagai Jembatan Belanda di Kelurahan Ampah Kota Kabupaten Barito Timur, tergerus air bah akibat banjir pada Selasa, 2 Desember 2024, sekitar pukul 20.45 WIB. Jembatan yang dibangun pada tahun 1928 di atas Sungai Karau, menghubungkan RT 01 dan RT 33 Kelurahan Ampah Kota, menjadi korban dari bencana alam yang merusak sejarah kolonial Belanda di daerah ini.
Runtuhnya Jembatan Belanda ini dibenarkan oleh Camat Dusun Tengah, Prismayandi, S.STP. Setelah menerima laporan, ia segera meninjau lokasi untuk memastikan situasi di lapangan. “Kami sudah turun ke lokasi jembatan runtuh, untuk memastikan situasi di lapangan,” terang Camat Dusun Tengah Prismayandi, S.STP.
Terkait runtuhnya Jembatan Belanda yang dibangun pada tahun 1928, Camat Dusun Tengah menjelaskan bahwa tidak ada laporan korban jiwa. Ia menyebutkan bahwa penyebab keruntuhan jembatan, selain karena usia, adalah tingginya curah hujan, yang menyebabkan debit air Sungai Karau naik. Arus sungai yang deras diduga menggerus fondasi jembatan.
Prisma menjelaskan bahwa sebelum runtuh, jembatan ini telah direhab oleh Pemerintah Kabupaten Barito Timur pada tahun 2022. Namun, setelah itu muncul lagi retakan pada bagian kuda-kuda atas. Setelah mengetahui ada kerusakan, jajarannya pun meminta para pedagang yang biasa membuka lapak di jembatan itu dilarang berjualan. “Sejak kami larang, tidak ada pedagang yang membuka lapak di jembatan, dan tidak ada korban jiwa dari runtuhnya jembatan belanda itu,” tegas Prisma.
Menyikapi musim penghujan belakangan ini di wilayah Kabupaten Barito Timur khususnya di Kecamatan Dusun Tengah, Prismayandi, menghimbau warganya agar selalu waspada dan berhati-hati. “Perhatikan dan jaga alat-alat elektronik di rumah jangan sampai tergenang air dan berpotensi membahayakan diri sendiri, keluarga juga orang lain,” harap Prisma.
Orang Nomor Satu di Kecamatan Dusun Tengah ini juga meminta para orang tua agar selalu menjaga dan mengawasi anak-anaknya yang masih dibawah umur, jangan bermain di daerah rawan banjir dan dalam.
“Kami juga mengharapkan kepedulian masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan masing-masing. Apa bila ada melihat sampah di selokan, parit, sungai dan anak sungai agar segera membersihkannya secara swadaya,” harapnya.(cak)
3,558 total, 1 kali dibaca hari ini